Minggu, 26 Agustus 2012

RUMAH ADAT SEBAGAI CERMINAN KEARIFAN LOKAL



RUMAH ADAT SEBAGAI CERMINAN KEARIFAN LOKAL



PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Pagaralam merupakan salah satu tempat tujuan wisata di Indonesia,khususnya di Propinsi Sumatra Selatan yang kaya akan keindahan alam dan seni budayanya. Keindahan alam tersebut, dapat dilihat  melalui pemandangan di kaki Gunung Dempo dengan hamparan perkebunan teh menghijau.
Secara geografis  Kota Pagaralam terletak pada 40 lintang selatan dan 150 bujur timur dengan suhu antara 270-300 . Kota Pagaralam memiliki luas 63.336 ha dengan batas administrative sebagai berikut :
ª  Sebelah batas Utara , Timur , dan Barat berbatasan dengan Kabupaten Lahat.
ª  Sebelah Selatan berbatasan dengan Propinsi Bengkulu.
Jumlah penduduk Kota Pagar Alam/Bumi Besemah adalah 120.217 juta jiwa yang  terdiri dari 5 Kecamatan , 35 Kelurahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta Kota Pagaralam berikut:







            Di Pagar Alam  terdapat banyak seni budaya,diantaranya seni budaya berupa Rumah Tradisional. Rumah Tradisional Kota Pagar  Alam dikenal dengan nama Rumah Baghi yang memiliki makna dan arti penting bagi masyarakat Besemah/Kota Pagar Alam.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menulis karya tulis dengan permasalahan Rumah Tradisional Besemah sebagai Cerminan kearifan lokal Masyarakat Kota Pagar Alam.
B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:  Bagaimanakah Rumah Tradisional Besemah sebagai Cerminan kearifan lokal Masyarakat Kota Pagar Alam?
C.  Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan Rumah Tradisional Besemah sebagai Cerminan kearifan lokal Masyarakat Kota Pagar Alam.
D.  Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi: Cerminan kearifan lokal  yang terdapat dalam Rumah Tradisional  Besemah yang berlokasi di Desa Pelang Kenidai.
E.  Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah,menumbuhkan minat dan pemahaman generasi muda untuk mengetahui dan melestarikan budaya daerah,khususnya budaya rumah tradisional Kota Pagar Alam.

PEMBAHASAN
RUMAH TRADISIONAL BESEMAH/KOTA PAGAR ALAM

            Di kota Pagaralam atau tepatnya adalah Besemah memiliki rumah tradisional yang telah berdiri ribuan tahun yang lalu bahkan ada rumah yang telah berumur 2000 yang terdapat di Desa Pelang Kenidai , Meringang , Gunung Agung Pauh , Bumi Agung Tegur Wangi Lama , Pagar Banyu dan lain-lain tahun jadi kesimpulanya rumah tradisional besemah sudah lama berdiri dibandingkan rumah tradisional dari Palembang yaitu rumah Limas. Rumah adat besemah terdiri dari
4 macam yaitu
  1. Rumah Piabung Padu Tiking
      merupakan cikal bakal bangunan pada daerah besemah . pada rumah ini tidak         terdapat ukiran seperti pada rumah yang kita ketahui sebelunya. Rumah ini        dibangun jauh sebelum masehi namun tidak ada yang mengetahui kapan             tepatnya rumah tersebut didirikan dan rumah ini murni sebagai tempat tinggal        atau tempat beristirahat
  1. Rumah Piabung
      sama halnya dengan rumah piabung padu tiking rumah ini juga tidak terdapat         ukiran dan juga dibangun sebelum masehi dan fungsi dari rumah ini juga    sama    dengan rumah piabung padu tiking


  1. Rumah Tatahan
      rumah tatahan adalah satu-satunya rumah yang memiliki ukiran dan disetiap           ukiran dalam rumah tatahan memiliki arti dan doa-doa kepada sang pemilik   rumah.Karena rumah tersebut didirikan dengan mempergunakan tiang maka         rumah itu dapat digolongkan sebagai jenis rumah penggung artinya rumah       yang memiliki tiang.
  1. Rumah Gilapan
            rumah gilapan serupa dengan rumah piapung padu tiking dan rumah piapung tidak memiliki ukiran dan fungsinya juga sebagai tempat tinggal atau tempat         beristirahat saja hanya saja rumah ini dibangun beberapa ratus tahun setelah masehi.Sama halnya dengan rumah tatahan maka rumah gilpan ini tergolong kepada rumah panggung, karena memiliki tiang.Perlu diketahui bahwa baik tiang pada rumah tatahan maupun pada rumah gilapan tiang-tiang tersebut tidak ditanam dalam tanah tetapi diletakkan saja di atas tanah kemudian sekelilingnya diberi batu-batu sebagai penahanya, keadaan tiang seperti itu disebut tiang duduk
    1. Fungsi Tiap-Tiap Ruangan
1.      bagian depan yang disebut garang berfungsi juga sebagai dapur
2.      bagian dalam atau tengah disebut sengkar bawah bila ada upacara adat maka tempat ini dijadikan untuk melakukan kegiatan sehari-hari serta tempat tidur.
           
        Bentuk kedua rumah itu sama. Hanya ada tidaknya ukiran yang membedakan karena keberadaan ukiran merupakan cerminan status sosial pemilik rumah yang tinggi
            Rumah yang masih bertahan sampai saat ini adalah rumah tatahan karena memiliki ukiran yang dapat menarik wisatawan asing untuk berkunjung melihat rumah tradisional besemah ini. Rumah tatahan dibangun sekitar abad pertama dan pada saat itu agama islam belum masuk di daerah  Besemah oleh sebab itu masyarakat besemah menganut agama animisme dan sawawi atau langit namun sebagian besar masyarakatnya menganut agama sawawi. Kata besemah sendiri berasal dari nama ikan yaitu ikan semah yang merupakan ikan khas daerah besemah. Pada saat itu masyarakat besemah sangat percaya dengan keberadaan para dewa oleh sebab itu rumah besemah khususnya rumah tatahan sangatlah besar karena menggunakan kayu yang sangat besar untuk diameter tiangnya saja dapat mencapai 80-120 cm. rumah tatahan terdiri dari berbagai komposisi yang membangun rumah tersebut. Yaitu ada 12 komposisi yang membangun rumah tersebut yaitu
  1. Tapak’an tiang
  2. Tiang duduk
  3. Thailan
  4. Paduan bawah
  5. Sake jerejak empat
  6. Paduan atas
  7. Tiang bubungan
  8. Belayar
  9. Paguantu
  10. Bubungan
  11. Pegambung
  12. Penjuring
            Tiang pada rumah tatahan berjumlah 9 yang melambangkan batang hari Sembilan dan kayu yang digunakan adalah kayu rimau yang kualitasnya hampir sama dengan kayu jati namun masyarakat menggunakan kayu rimau dikarenakan cocok untuk daerah Besemah yang dingin dan kayu-kayu yang dijadikan sebagai tiang rumah tatahan sangatlah besar diameter kayunya sekitar 80-120cm. dan kayu tersebut diangkut dari atas bukit. Cara masyarakat mengangkat kayu tersebut adalah dengan melibatkan roh-roh halus dengan menyediakan sesajen sebagai upahnya. Hal ini dikarenakan belum masuknya islam di daerah besemah.
            Pada bubungan atau atap rumah juga terdapat beberapa perubahan yaitu sebagai berikut
  1. Atap ijuk (memusang)
  2. Gelumpai (bilah dan menggunakan sembilu untuk mengaitkanya)
  3. Kaleng
  4. Seng
           

            Pada bagian ujung atap rumah tradisional besemah terdapat benda membentuk silang yang disebut penjuring. Namun ada pula rumah yang menggunakan bulan kemanggal atau kepala kerbau
            Pada bagian dalam rumah tradisional besemah terdapat seperti panggung yang terdiri atas 4 tingkatan, atau membedakan antara masyarakat biasa dan para dewa berikut adalah nama tingkatan tersebut yaitu:
  1. Sekar bawah (untuk para budak)
  2. Sekar tiding (untuk parolaman atau masyarakat biasa)
  3. Sekar tengah (untuk para priyai atau bangsawan)
  4. Sekar atas atau sekar pucuk (untuk para supranatural atau para dewa)
            Namun setelah islam masuk di daerah besemah sekar atas atau sekar pucuk dihilangkan sehingga sampai sekarang hanya ada 3 tingkatan saja
            Pada bagian dalam rumah tradisional besemah juga tidak memiliki sekat atau pembatas antara ruangan yang satu dengan yang lain hal tersebut menandakan bahwa masyarakat besemah memiliki sifat yang transparan atau terbuka kepada siapapun.
            Dalam pembangunan rumah tradisional besemah untuk menyatukan antara bagian satu dengan bagian yang lainya tidak menggunakan paku atau sebagainya melainkan menggunakan sistem kunci atau dalam bahasa besemahnya nyimpul paduan. Sistem kunci ini seperti menyambungkan antara bagian satu dengan bagian yang lainya dan bertemu pada satu titik. Jika kita ingin membongkar rumah tersebut cukup dengan membuka kunci pada titik tersebut dan semuanya akan segera terbuka secara otomatis. Pada kayu-kayu yang menjadi dinding rumah tradisional besemah tersebut permukaanya sangatlah halus dan juga dalam pemotonganya sangatlah rapr padahal pada saat itu belum ada pisau atau dalam bahasa besemahnya kuduk untuk memotongnya dan amplas untuk menghaluskanya. Menurut mitos yang beredar semua pekerjaan tersebut dilakukan oleh bantuan dari roh halus karena pengakuan dari salah satu sejarahwan besemah Bpk.Satarudin pada saat itu mereka membelah kayu dengan menggunakan tangan kosong, jangankan kayu batu saja pada saat itu dapat dengan mudah dibagi menjadi beberapa bagian.
            Pada bagian pintu rumah terdapat penarik pintu yang disebut tali andong berikut adalah gambar dari tali andong tersebut
                                                                                                            Tali andong













            Pada bagian luar rumah tradisional terdapat ukiran-ukiran yang didalam setiap ukiranya terdapat doa dan harapan bagi pemilik rumah yaitu sebagai berikut

                                                                                      
                                                                                      
                                                                                               Mendale kencane
                                                                                    
                                                                                                          
                                                                                                 Kencane mandulike        
                                                                                   
                                                                                                teratai
                                                                                      


                                                                                    

                                                                                   
           
            Kencane mandulike merupakan symbol persatuan yang kuat diantara sesame penghuni rumah. Bagian tengah dari kencane mandulike umumnya terdapat lubang yang digunakan sebagai tampat mengintip penghini rumah terhadap kondisi dan suasana di luar rumah

























(SIMBAR BULAH)

Arti dari simbar bulah adalah kemakmuran baik yang menghuni rumah tersebut maupun masyarakat sekitar



(LENGKE NAIK-NAIK)

    Lengke naik-naik melambangkan  orang yang sedang naik daun atau berpangkat
            Pada bagian ujung dari rumah tradisional besemah terdapat ukiran bungan yang disebut bunge belur kembang melati berikut adalah gambar dari bunge belur kembang melati








           

Bunge belur kembang melati melambangkan kesejahteraan , keamanan ,dan kenyamanan orang yang meninggali rumah tersebut

ª  munce knebong : pertumbuhan atau perkembangan yang pesat
ª  pakulayu : melambangkan perekonomian masyarakat yang berkembang pesat
ª  daun ubi : melambangkan bahwa masyarakat besemah memiliki seni yang halus
            Pada rumah tradisional besemah ini terdapat tangga yang dalam pembuatanya menggunakan penghitungan dan harus jatuh pada bilangan ke-empat . perhitungan tangga tersebut adalah (tangge , tunggu , tinggal) dan haris jatuh pada kata-kata tangge
           



            Masyarakat besemah memiliki semboyan yang mengutamakan kebudayaan besemah yaitu
  1. Besemah peradaban tertua
  2. Besemah berbudaya tinggi
  3. Besemah memiliki bahasa dan tulisan sendiri

















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

Selasa, 20 Maret 2012

materi struktur senyawa


LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR I
I   . Nomor Percobaan  : III
II . Nama Percobaan     : Struktur Senyawa
III. Tujuan Percobaaan :
1.      Menyusun model setiap senyawa yang ditugaskan berdasarkan rumus molekulnya.
2.      Menggambarkan model senyawa dalam tiga dimensi.
3.      Menggambarkan rumus struktur untuk setiap senyawa berdasarkan model molekulnya.
4.      Menuliskan rumus struktur dan titik elektron untuk setiap model senyawa yang diberikan oleh asisten.
IV . Dasar Teori
            Atom-atom bereaksi satu sama lain dengan menggunakan electron-elektron dalam tingkatan energy terluar . Antar aksi electron ini menghasilkan gaya tarik yang kuat “ikatan kimia” yang mengikat atom-atom bersamaan dalam satu senyawa. Dari rumus seperti H2O , H2O2 , HCl , CO2 , C2H2 jelas bahwa atom-atom dari unsure yang berlainan mempunyai kemampuan berlainan dalam mengikat satu sama lain . Kemampuan bersenyawa suatu unsure disebut dengan valensi.
Wajah struktur yang paling penting dari atom-atom dalam menentukan perilaku kimia ialah banyaknya electron dalam tingkatan energy terluarnya. Electron-elektron terluar ini dirujuk sebagai “electron valensi” . Bila atom-atom suatu unsure bersenyawa dengan atom-atom unsure lain , selalu terjadi perubahan dalam distribusi electron pada tingkatan energy terluarnya. Terjadinya pembentukan senyawa menyebabkan atom-atom unsur tertentu cenderung memperoleh electron dan unsure lain cenderung kehilangan electron . Masing-masing berupaya untuk menghasilkan suatu penataan electron yang stabil.
Na + Cl               Na + Cl
H  + Br               H  + Br
Pada umumnya, bila suatu unsur non logam bersenyawa dengan unsur-unsur non logam lain , electron tidak dibuang ataupun diambil oleh atom-atom melainkan digunakan secara bersama-sama yang disebut dengan “ikatan kivalen” . sehingga senyawa yang dibentuk oleh ikatan kivalen disebut dengan senyawa kovalen
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengambil kesimpulan mengenai umus titik electron senyawa dari suatu model.Model tersebut disusun dari sejumlah bola dan tongkat penghubung.Setiap bola mewakili sebuah atom dan setiap tongkat penghubung mewakili satu ikatan kovalen tunggal. Satu ikatan kovalen tunggal terdiri atas dua electron yang digambarkan dengan 2 titik. Untuk menyusun suatu model , satu tongkat yang menghubungkan dua bola menggambarkan satu ikatan tunggal. Jika dua bola bergabung dengan dua tongkat , ini berarti satu ikatan ganda atau empat electron ikatan. Tiga tongkat yang menggabungkan dua bola menggambarkan tiga pasang electron ikatan.
(Tim penyusun praktikum kimia dasar 1 : Universitas Sriwijaya)
Ketika atom berinteraksi untuk membentuk ikatan kimia , hanya bagian terluarnya yang bersinggungan dengan atom lain. Oleh karena itu , untuk mempelajari ikatan kimia kita hanya perlu membahas terutama electron valensi dari atom-atom yang terlibat . Sistem titik yang disusun oleh Lewis digunakan untuk menggambarkan electron valensi dari atom-atom yang terlibat dalam pembentukan ikatan kimia dan untuk meyakinkan bahwa atom-atom yang terlibat tidak mengalami perubahan.Lambang titik lewis (lewi dot symbol) terdiri dari lambing unsure dan titik yang setiap titiknya menggambarkan setiap electron valensi dari atom-atom unsure. Unsur-unsur dalam satu golongan yang sama memiliki lambing titik lewis yang mirip. Logam transisi,lantanida, dan aktinida mempunyai kulit dalam yang tidak terisi penuh , sehingga secara umum lambing titik lewis dari unsur-unsur ini tidak dapat dituliskan secara lebih sederhana lagi. Struktur lewis sendiri adalah penggambaran ikatan kovalen yang menggunakan lambing titik lewis dimana pasangan electron ikatan dinyatakan dengan sati garis atau sepasang titik yang diletakkan diantara kedua atom , dan pasangan electron bebas dinyatakan dengan titik-titik pada masing-masing atom. Sedangkan penjelasan tentang ikata kovalen (covalent bond),  ikatan yang terbentk karena pemakaian bersama-sama dua electron oleh dua atom. Senyawa kovalen (covalent coumpuond) adalah senyawa yang hanya mengandung ikatan kovalen. Secara sederhana pasangan electron yang digunakan bersama sering dinyatakan dalam satu garis. Jadi ikatan kovalen dalam molekul hydrogen dapat ditulis sebagai H-H. Pada ikatan kovalen setiap electron dalam pasangan electron ikatan yang digunakan bersama ditarik oleh inti dari kedua atom yang berikatan. Gaya tarik inilah yang mengikat kedua atom hydrogen dalam molekul H2 dan yang berperan dalam pembentukan ikatan kovalen dalam molekul yang lainnya. Pasangan electron valensi yang tidak terlibat dalam pembentukan ikatan kovalen disebut electron nonikatan atau pasangan electron bebas .
Pembentukan molekul-molekul ini mengilustrasikan aturan octet (octet rule) yang dirumuskan oleh lewis “sebuah atom kecuali atom hydrogen cenderung membentuk ikatan sampai atom tersebut dikelilingi oleh delapan electron valensi” dengan kata lain ikatan kovalen akan terbentuk jika electron yang tersedia tidak cukup untuk masing-masing atom mencapai octet yang lengkap. Atom-atom dapat membentuk berbagai jenis ikatan kovalen yang berbeda . Dua atom yang berikatan melalui sepasang elektrn disebut dengan ikatan tunggal (single bond). Dalam beberapa senyawa , atom-atom berikatan dengan ikatan rangkap (multiple bond) , yaitu ikatan yang terbentuk jika dua atom menggunakan dua atau lebih pasangan electron secara bersama-sama. Ikatan antara dua atom yang menggunakan bersama dua pasang electron disebut dengan ikatan rangkap dua (double bond). Ikatan rangkap lebih pendek dibandingkan dengan ikatan tunggal . Panjang ikatan (bond length) didefinisikan sebagai jarak antara inti dari dua atom yang berikatan secara kovalen dalam suatu molekul.
(Chang,Raymond 2005.Kimia dasar jilid ketiga. Jakarta: Erlangga. Halaman 264-266)
Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia
Pada tahun 1916, beberapa gagasan tentang pembentukan ikatan kimia adalah telah dikemukakan oleh dua orang kimiawan Amerika, Lewis, dan Langmuir, dan seorang kimiawan Jerman, Kossel. Menurut mereka, apabila gas mulia tidak bersenyawa dengan unsur lain, tentunya ada suatu keunikan dalam konfigurasi elektronnya yang mencegah persenyawaan dengan unsure lain.Apabila dugaan ini benar, atom yang bergabung dengn atom lain membentuk suatu senyawa , mungkin mengalami perubahan didalam konfigurasi elektronnya yang mengakibatkan atom-atom itu lebih menyerupai gas mulia.Lambang Lewis suatu unsure terdiri dari lambing kimia biasa yang dikelilingi oleh sejumlah titik. Lambang kimia melambangkan butir atom yang terdiri dari elektron pada inti atom dan kulit bagian dalam. Titik-titik melambangkan elektron pada kulit terluar atau elektron valensi.Teori struktur berdasarkan teori oktet. Kereaktifan atom tergantung pada tinggi rendahnya energi elektron. Elektron pada kulit terluar berenergi tinggi, sehingga elektron terluar ini yang menjadi penyebab adanya sifat mengikat dari atom. Elektron terluar  elektron valensi. Lewis memodifikasikan model atom Borh dengan teori struktur Kekule, yaitu: Atom dinyatakan dengan huruf, bulir menggambarkan inti dengan elektron-elektronnya. Elektron-elektron di kulit terluar digambarkan sebagai titik-titik yang mengelilingi bulir.
Garis valensi menurut teori struktur kekule mempunyai arti fisik yaitu e- tunggal. Teori kekule tidak menyadari adanya konsep pasangan e- yang menyendiri. Meskipun teori Lewis berlaku terutama untuk ikatan kovalen tapi gagasannya dapat digunakan untuk menggambarkan ikatan ion maupun kovalen. Struktur Lewis adalah kombinasi lambing Lewis yang menggambarkan perpindahan atom pemakaian bersama elektron dalam suatu ikatan kimia.Muatan formal adalah jumlah elektron kulit terluar ( valensi ) didalam atom terisolasi dikurangi dengan jumlah elektron yang diperuntukkan bagi atom tersebut didalam struktur Lewis.Suatu struktur Lewis yang didalamnya tidak terdapat muatan formal ( semua muatan formalnya nol ) lebih masuk akal dibandingkan struktur Lewis yang mempunyai muatan formal, jika muatan formal diperlukan, carilah struktur dengan muatan formal sekecil mungkin.                                                                                     (Petruci, Kimia Dasar hal : 169 )
Ikatan kovalen adalah sejenis ikatan kimia yang dikarakterisasikan oleh pasangan elektron yang saling terbagi (kongsi elektron) di antara atom-atom yang berikatan. Singkatnya, stabilitas tarikan dan tolakan yang terbentuk di antara atom-atom ketika mereka berbagi elektron dikenal sebagai ikatan kovalen.
Ikatan kovalen merangkumi banyak jenis interaksi, yaitu ikatan sigma, ikatan pi, ikatan logam-logam, interaksi agostik, dan ikatan tiga pusat dua elektron. Istilah bahasa Inggris untuk ikatan kovalen, covalent bond, pertama kali muncul pada tahun 1939. Awalan co- berarti bersama-sama, berasosiasi dalam sebuah aksi, berkolega, dll.; sehingga "co-valent bond" artinya adalah atom-atom yang saling berbagi "valensi", seperti yang dibahas oleh teori ikatan valensi. Pada molekul H2, atom hidrogen berbagi dua elektron via ikatan kovalen. Kovalensi yang sangat kuat terjadi di antara atom-atom yang memiliki elektronegativitas yang mirip. Oleh karena itu, ikatan kovalen tidak seperlunya adalah ikatan antara dua atom yang berunsur sama, melainkan hanya pada elektronegativitas mereka. Oleh karena ikatan kovalen adalah saling berbagi elektron, maka elektron-elektron tersebut perlu ter-delokalisasi. Lebih jauh lagi, berbeda dengan interaksi elektrostatik ("ikatan ion"), kekuatan ikatan kovalen bergantung pada relasi sudut antara atom-atom pada molekul poliatomik.         ( http://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_kovalen)
1.      Interaksi atom-atom logam (ikatan metalik/ikatan logam).
Dalam interaksi antar atom logam, ikatan kimia dibentuk oleh gaya tarik menarik-menarik elektron oleh inti (nucleus) yang berbeda. Asalnya elektron milik satu atom yang ditarik oleh inti atom tetangganya yang bermuatan +, dan elektron ini disharing dg gaya tarik yang sama oleh inti lain yang mengitarinya. Akibat jumlah elektron valensi yang rendah dan terdapat jumlah ruang kososng yang besar, maka e- memiliki banyak tempat untuk berpindah. Keadaan demikian menyebabkan e- dapat berpindah secara bebas antar kation-kation tersebut. Elektron ini disebut “delocalized electron” dan ikatannya juga disebut “delocalized bonding”.Elektron bebas dalam orbit ini bertindak sebagai perekat atau lem. Kation yang tinggal berdekatan satu sama lain saling tarik menarik dengan elektron sebagai semennya.
2.      Ikatan kovalen
Pada prinsipnya semua ikatan kimia berasal dari gaya tarik menarik inti (nucleus) yang bermuatan + terhadap e yang bermuatan negatif, Gaya tarik menarik ini ditentukan oleh Hukum Coulomb.Ikatan kovalen terbentuk, karena hampir semua unsur memiliki ruang kosong dan orbit luar berenergi rendah. Makin rendah energi suatu orbit, nakin tinggi stabilitas elektron yang ada di dalamnya. Semua unsur non-logam memiliki paling tidak 4 dari 8 elektron yang mungkin berada pada orbit luar, kecuali: H, dan  He. Perbedaan unsur non-logam dengan logam adalah tidak memiliki kelebihan ruang kosong yang berenergi rendah untuk penyebaran elektron yang akan disharing. Elektron yang dapat disharing dalam unsur non-logam tidak mengalami “delocalised” seperti pada ikatan metalik (ikatan logam). Jadi elektron ini tinggal terlokalisir dalam kedekatan antar 2 inti (ikatan kovalen).Valensi atau kekuatan penggabungan Valensi suatu atom adalah jumlah ikatan kovalen yang dapat terbentuk. Contoh: valensi H = 1, He = 0, F = 1, O = 2, Li =1.
3.      Ikatan non-logam dengan logam
Pasangan elektron yang membentuk suatu ikatan antara atom logam dan non-logam terletak pada orbit yang overlap antara 2 atom tersebut. Karena atom non logam tidak mempunyai ruang kosong dengan energi rendah, maka elektron akan tersebar pada daerah orbit yang overlap.Atom dari unsur yang berbeda memiliki kemampuan yg berbeda dalam menarik pasangan elektron dalam suatu ikatan kovalen.Elektro-negativitas: kemampuan relatif suatu unsur untuk memenuhi muatan listrik yang negatif. Ikatan kimia merupakan gaya yang menahan berkumpulnya atom-atom dalam molekul atau kristal.Pada banyak senyawa sederhana, teori ikatan valensi dan konsep bilangan oksidasi dapat digunakan untuk menduga struktur molekular dan susunannya.   Serupa dengan ini, teori-teori dari fisika klasik dapat digunakan untuk menduga bany­ak dari struktur ionic. Pada senyawa yang lebih kompleks / rumit, seperti kompleks logam, teori ikatan valensi tidak dapat digunakan karena membutuhken pemahaman yang lebih dalam dengan basis mekanika kuantum.Sementara teori atom sedang dikembangkan, berbagai gagasan juga dicetuskan tentang kombinasi atom yang menghasilkan senyawa kimia
(http://benito.staff.ugm.ac.id/IKATAN%20kimia%20benito.html)





 
DAFTAR  PUSTAKA

Anonim.2009.ikatan kovalen (http://id.wikipedia.org/wiki/Ikatan_kovalen) diakses
              pada tanggal 20 Oktober 2011.20.30
Benito.ikatan kimia (http://benito.staff.ugm.ac.id/ikatan%20kimia%20benito.html)                                  
              diakses pada tanggal 20 Oktober 2011.21.35
Chang,raymond. 2005.kimia dasar jilid ketiga. Jakarta: erlangga
Ralph.Pettruci.1967.Kimia Dasar 1.Jakarta:Erlangga
Tim Penyusun Kimia Dasar 1.2011.kimia dasar 1: Universitas Sriwijaya