Selasa, 06 Desember 2011

HUBUNGAN ANTARA ISLAM DENGAN ILMU PENGETAHUAN


HUBUNGAN ANTARA ISLAM DENGAN ILMU PENGETAHUAN 
BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah
            Setiap orang sudah pasti mempunyai pandangan hidupnya masing-masing namun bagaimana manusia itu berusaha untuk mendapatkan pandangan hidupnya demi mewujudkan apa yang dicita-citakan-Nya. Sebagai umat muslim pandangan hidup kita adalah Alquran dimana kita harus berpegang teguh terhadap alquran karena alquran adalah kitab yang diturunkan oleh Allah Swt yang bertujuan sebagai pegangan kita selama hidup di dunia ini
            Seperti halnya dalam menutut ilmu kita juga sebagai umat muslim juga berpegang teguh terhadap ajaran Allah Swt dan kitab yang telah ia turunkan. Dalam alquran pun telah dijelaskan bahwa menuntut ilmu itu diwajibkan bagi setiap umat muslim.

B.        Tujuan
Pada makalah ini akan dibahas secara singkat apa saja peranan dari agama islam dalam pengembangan ilmu pengetahuan di bumi ini dan membahas pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan kita
Pada akhir pembahasan, diharapkan pembaca dapat :
·         Mengetahui tentang peranan agama islam dalam ilmu pengetahuan
·         Mengetahui bahwa Nabi kita Muhammad Saw adalah seorang ilmuan yang besar pula
·         Mengetahui bahwa peranan Ilmu pengetahuan dalam alquran

C.       Rumusan Masalah
Untuk memudahkan dalam pembahasan masalah yang penulis angkat dalam makalah ini, maka penulis merumuskan masalahnya sebagai berikut :
1.      Apa itu Ilmu Pengetahuan ?
2.      Bagaimana pandangan Ilmu Pengetahuan dalam Islam ?
3.      Peranan Sains dan Teknologi Menurut Islam
4.      Bagaimana perkembangan Ilmu Pengetahuan di dunia?

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
            Ilmu pengetahuan merupakan salah satu aspek yang sangat dibutuhkan pada mahluk hidup yang hidup didunia ini karena dengan adanya ilmu pengetahuan khususnya teknologi manusia dapat menemukan suatu pertanyaan dan mendapatkannya jawabanya dengan ilmu pengetahuan tersebut. Sekarang ini kita sebagai manusia normal tidak bias dipisahkan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang di dunia ini. Sebagai umat muslim kita harus mengetahui bagaimanahkah pendapat agama islam mengenai ilmu pengetahuan ini jadi melalui makalah ini diharapkan kita dapat mengetahui hal tersebut dengan jelas atau secara lebi rinci lagi. Alquran sebagai pedoman hidup didunia ini juga memuat hal-hal yang mengenai ilmu pengetahuan dimana dalam sebuah hadis dikatakan bahwa menuntut ilmu itu diwajibkan bagi kaum muslimat dan muslimatin, tetapi apabila ilmu pengetahuan tersebut kita cari tidak berdasarkan niat maka akan percuma saja ilmu yang kita dapatkan tersebut seperti pula dikatakan dalah sebuah hadis bahwa segala sesuatu it








BAB III
ISI
1.    Pengertian Sains, tekhnologi dan perkembangannya

Menurut Kamus Bahasa, sains adalah ilmu pengetahuan yang teratur (sistematik) yang boleh diuji atau dibuktikan kebenarannya. Ia juga merupakan cabang ilmu pengetahuan yang berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata-mata, misalnya sains fisika, kimia, biologi, astronomi, termasuk-lah cabang-cabang yang lebih detil lagi seperti hematologi (ilmu tentang darah), entomologi, zoologi, botani, cardiologi, metereologi (ilmu tentang kajian cuaca), geologi, geofisika, exobiologi (ilmu tetang kehidupan di angkasa luar), hidrologi (ilmu tentang aliran air), aerodinamika (ilmu tentang aliran udara) dan lain- lain.
Sedangkan teknologi adalah aktifitas atau kajian yang menggunakan pengetahuan sains untuk tujuan praktis dalam industri, pertanian, perobatan, perdagangan dan lain-lain. Ia juga dapat didefinisikan sebagai kaedah atau proses menangani suatu masalah teknis yang berasaskan kajian saintifik termaju seperti menggunakan peralatan elektronik, proses kimia, manufaktur, permesinan yang canggih dan lain-lain.
Pesatnya perkembangan sains dan teknologi semakin terasa dari hari ke hari. Dari hasil perkembangan sains dan teknologi, banyak perkara yang dahulu diluar angan-angan manusia, sekarang sudah menjadi keperluan harian manusia. Contohnya : penyampaian informasi yang dahulu perlu waktu hingga berbulan-bulan, kini dengan adanya telepon, faksimili, internet, dapat sampai ke tujuan hanya dalam beberapa detik saja. Selain dalam bidang komunikasi, perkembangan dalam bidang lainpun seperti material, alat-alat transport, bioteknologi, kedokteran dan lain lain tidak dapat kita nafikan.



2.      Bagaimanakah pandangan islam mengenai ilmu pengetahuan ?
Kita mengakui bahwa sains dan teknologi memang telah mengambil peranan penting dalam pembangunan tamadun atau peradaban lahiriah manusia. Penemuan-penemuan sains dan produk- produk teknologi telah memberikan bermacam-macam kemudahan, mulai dari air yang cukup dengan memutar kran telah menggantikan sumur, yang kadang perlu dicari jauh dari rumah. Perjalanan yang dulu perlu ditempuh berbulan-bulan, sekarang dapat ditempuh hanya beberapa jam saja dengan pesawat terbang, hinggalah penemuan- penemuan lain yang sangat membedakan cara hidup manusia zaman sekarang dibanding zaman dulu.
Sebenarnya semua ini adalah nikmat, anugerah dari Allah yang patut manusia syukuri. Tetapi kelihatannya, semakin maju manusia, semakin sains dan teknologi berkembang, semakin sedikit manusia yang bersyukur. Malah kejahatan di kalangan manusia bertambah kejam. Adakalanya manusia bukan seperti manusia lagi, karena sudah hilang kemanusiannya. Berbagai jenis kejahatan semakin meningkat dalam masyarakat. Dengan semakin berkembangnya sains dan teknologi, manusia telah menciptakan berbagai jenis senjata yang dapat membunuh dan menghancurkan lebih banyak manusia
Terima kasih pada Tuhan yang menurunkan agama Islam sebagai petunjuk, dimana manusia dilarang untuk berkawin dengan keluarga dekat karena diantaranya dapat menimbulkan berbagai penyakit. Dapat dibayangkan bila makhluk dijadikan dari sel bagian tubuhnya sendiri, tidak heranlah mungkin akan timbul berbagai penyakit yang lebih parah lag. Seperti juga sholat, zakat, puasa, sedekah dan lain-lain yang merupakan alat atau wahana untuk melaksanakan 2 tujuan hidup manusia tadi, maka menuntut, mengkaji dan mengembangkan sains dan teknologipun sebenarnya adalah alat atau wahana untuk beribadah kepada Allah dan menyempurnakan tugas sebagai khalifah Allah di muka bumi. Abuya Syeikh Imam Ashaari Muhammad At Tamimi menegaskan bahwa semua aktifitas keseharian kita termasuk mengkaji dan mengembangkan sains dan teknologi dapat bernilai ibadah bahkan perjuangan di sisi Allah bila memenuhi 5 syarat ibadah yaitu :

1.      Niat yang betul, yaitu karena untuk membesarkan Allah. Sabda Rasulullah SAW  “Sesungguhnya amalan-amalan itu tergantung dengan niatnya dan yang didapat setiap orang itu sesuai dengan apa yang dia niatkan. “Niat orang mukmin itu adalah lebih baik daripada amalannya. “
2.      Pelaksanaannya benar-benar di atas landasan syariat atau aturan Allah
3.      Perkara atau subyek yang menjadi tumpuan untuk dilaksanakan atau dikaji itu mestilah mendapat keredhaan Allah. Subyek yang paling utama mestilah suci agar benar-benar menjadi ibadah kepada Allah.
4.      Natijah (Hasil) mesti baik karena merupakan pemberian Allah kepada hamba-Nya. Dan setelah itu, hamba-hamba yang dikaruniakan rahmat itu wajib bersyukur kepada ALLAH dengan berzakat, melakukan korban, serta membuat berbagai amal . Jika aktifitas tersebut menghasilkan ilmu yang dicari maka ilmu itu hendaklah digunakan sesuai dengan yang diredhai Allah.
5.      Tidak meninggalkan atau melalaikan ibadah-ibadah asas, seperti belajar ilmu fardhu ‘ain, shalat 5 waktu, puasa, zakat dan sebagainya.
Jika 5 syarat ini terpenuhi dengan diiringi hati yang selalu beriman, selalu ingat kepada Allah, terkenang kebesaran dan keagungan Allah, Insya Allah 10 jam setiap hari kita mengkaji dan mengembangkan sains dan teknologi, 10 jam kita dalam keadaan ibadah dan perjuangan di jalan Allah. Para saintis dan teknolog macam inilah yang mesti dilahirkan oleh umat Islam, yaitu para saintis dan teknolog yang bertaqwa, yang hidup matinya untuk Allah, yang kenal, cinta dan takutkan Allah. Sebab itu masalah pertama dan utama umat Islam yang perlu dibaiki adalah bukan mengejar ketertinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tapi membaiki insaniah manusia’nya. Tentu saja bukan dengan menggunakan cara-cara akal tetapi menggunakan ilmu wahyu yang Allah turunkan melalui Rasulullah SAW. Bila insaniah manusia sudah dibaiki, termasuk insaniah para saintis dan teknolog, sehingga mereka menjadi insan yang bertaqwa, maka Allah telah berjanji dalam Al Qur’an bahwa Allah yang akan mengajar mereka, Allah yang akan memberi mereka ilmu yang canggih-canggih dan Allah yang akan mempermudah urusan mereka. Maka saintis dan teknolog yang bertaqwa ini akan menghasilkan karya-karya yang akan membuat manusia semakin kenal, cinta dan takutkan Allah, bermanfaat bagi manusia serta selamat dan menyelamatkan baik di dunia maupun di akhirat.
3.      Peranan Sains dan Teknologi Menurut Islam
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda (Kebesaran Allah) bagi kalangan ulul albab. Yaitu mereka yang hatinya selalu bersama Allah di waktu berdiri, duduk dan dalam keadaan berbaring dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini semua dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka perliharalah kami dari azab neraka. (QS Al Imron 190-191)
Dari ayat ini dapat kita lihat, bahwa melalui pengamatan, kajian dan pengembangan sains dan teknologi, Allah menghendaki manusia dapat lebih merasakan kebesaran, kehebatan dan keagunganNya. Betapa hebatnya alam ciptaan Allah, yang kebesaran dan keluasannya- pun manusia belum sepenuhnya mengetahui, maka sudah tentu Maha hebat lagi Allah yang menciptakannya. Tidak terbayangkan oleh akal fikiran dan perasaan manusia Maha Hebatnya Allah. Kalaulah alam semesta yang nampak secara lahiriah saja sudah begitu luas, menurut kajian dengan menggunakan peralatan terkini yang canggih diameter- nya 20 milyar tahun cahaya, terasa betapa besar dan agungnya Allah yang menciptakannya. Ini alam lahiriah yang nampak dan dapat diukur secara lahiriah, belum lagi alam-alam yang berbagai jenis yang tidak dapat dikaji dan diobservasi dengan peralatan lahiriah buatan manusia, walau secanggih apapun.
Maka melalui kajian sains dan pengembangan teknologi, sepatutnya rasa hamba para saintis dan teknolog meningkat. Tetapi sedikit sekali saintis dan teknolog yang meningkat rasa hambanya, yang semakin tawadhu, yang semakin cinta dan takut dengan Allah. Bahkan kebanyakannya semakin mereka menemukan benda-benda dan inovasi-inovasi yang baru, semakin bangga dan rasa hebat. Bukan bertambah rasa kehambaan, rasa takut dan cintakan Allah.
Jadi menurut Islam, sains dan teknologi berperanan agar manusia semakin kenal, cinta dan takut Allah, merasakan kehebatan Allah dan dapat berkasih sayang sesama makhluk, khususnya sesama manusia dengan sharing aset, kekayaan, ilmu pengetahuan, sains, teknologi dan peradaban material yang dibangunkannya. Indahnya cara hidup Islam ini.
4.      Rasulullah Saintis Terbesar
 Karena kita adalah hamba dan khalifah Allah, dan sains itu juga hak Allah, maka untuk menjadi saintis yang berjaya, manusia mesti mengambil standard ukurannya orang-orang yang Allah telah pilih menjadi saintis yang berjaya. Saintis terbesar selama dunia ini ada tentulah Rasulullah SAW. Beliau dengan sains rohaniahnya telah ‘memalaikatkan’ manusia, tetapi saintis sekarang kebanyakan telah ‘menghewankan’ manusia. Kemudian diikuti oleh para ahli hikmah serta orang bertaqwa yang mendapat berbagai anugerah ilmu dan teknologi dari Allah.
Selain memberi panduan bagaimana sikap saintis dan teknolog yang bertaqwa agar dapat selamat dan menyelamatkan, melalui Al Qur’an dan As Sunnah, banyak informasi-informasi saintifik dan teknologi yang Rasulullah SAW sampaikan. Walaupun Al Qur’an dan As Sunnah bukan merupakan kitab sains dan teknologi, tapi ia banyak memuat informasi sains dan teknologi. Sebagian informasi itu telah dibuktikan kebenarannya dan sebagian besarnya lagi belum dapat difahami dan dibuktikan oleh para saintis dan teknolog sejak zaman dahulu sampai sekarang ini. Informasi itu ada yang menceritakan tentang penciptaan langit, bumi dan alam semesta, proses pembesaran janin bayi dari setitis air mani sampai menjadi bayi, gerakan lempeng-lempeng bumi yang menjadi dasar teori lempeng tekntonik (tectonic plate), uraian tentang gunung-gunung dan lain-lain.
Agama Islam bersumber dari al-Qur’an dan Hadits. Kedua kitab suci yang ditinggalkan Rasulullah SAW menjamin manusia selalu pada jalan yang lurus sesuai petunjuk Allah dan Rasul.2 Siapa yang mampu bertahan di jalan Allah dan Rasulnya dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi semua laranganNya, maka pasti orang tersebut akan selamat bahkan memperoleh bahagia di dunia dan akhirta. Jika ia seorang ilmuwan (dosen atau guru) yang ikhlas mengamalkan ilmunya, pandai beramal shaleh (sedekah), dan senantiasa taqarrub kepada Allah (shalat tahajud, mengeluarkan zakat), maka tempatnya pasti diangkat derajatnya disisi Allah.3 Dengan bekal ketundukan yang sempurna kepada sang Pencipta, maka seorang pendidik atau pembelajar (guru) selayaknya membeikan kontribusi nyata untuk mewariskan segala kelebihan dan keistimewaan kepada generasi Muslim berikutnya. Tentunya, cara mewariskan ilmu pengetahuan kepada peserta didik atau peserta belajar (siswa) harus disesuaikan tuntutan zaman, dimana zaman yang akan dihadapi oleh generasi tersebut.
Tafakur, dalam konteks IPA (Ilmu Pengetahuan Alam), adalah berefleksi,berpikir tentang dan menemukan hukum-hukum alam.Sedangkan tasykir adalah memperoleh penguasaan atas alam dengan bantuan sains dan teknologi.Kedua terma tersebut, dalam sejarah umat Islam sepanjang zaman,merupakan dorongan-dorongan terpadu seluruh umat manusia.
    Adalah keagungan Islam pula bahwa Al-Qur’an, dengan perintah yang diulang berkali-kali, mengandung suruhan untuk ber-tafakur dan ber-tasykir dalam konteks untuk mengejar, menguasai, dan mengamalkan sains dan teknologi sebagai kewajiban atas masyarakat Muslim.Umat Islam juga telah mengenal kredo yang memadukan antara amal saleh dengan sains dan teknologi, yaitu: “ilmu yang amaliah dan amal yang ilmiah”.Pentingnya ber-tafakur dan ber-tasykir bagi umat Islam ini dinyatakan secara tegas oleh Abdus Salam, pemenang hadiah Nobel 1979 dalam Ilmu Pengetahuan Alam. Abdus Salam adalah ilmuwan Muslim yang pada tahun 1960-an, beserta Weinberg dan Glashow, mengembangkan “teori medan gabungan” (unified  field   theory),   suatu   teori  yang  menyatakan bahwa semua gaya yang ada di dunia bermula dari satu single   force   (kekuatan tunggal). Pada saat terjadi the Big Bang (ledakan besar), kira-kira 15 milyar tahun yang lalu, gaya elektromagnet pernah berp lemah.Teori  ini  juga  meramalkan adanya serangkaian partikel, vector bosons yang membawa   gaya   lemah.   Beberapa   tahun   kemudian, suatu tim yang dipimpin Carlo   Rubbia dari Harvard University membuktikan  kebenaran teori Abdus Salam tersebut dengan penemuan dua partikel W dan Z (Soemodimedjo & Poedjiadi, 2000).
    Abdus Salam adalah sosok Muslim sejati yang pada abad ke-20M telah membuktikan bagaimana harmonisasi antara Islam sebagai sumber keyakinan dan inspirasi dengan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) sebagai hasil fikir dan eksperimen umat manusia. Bagaimana sesungguhnya hubungan antara Islam sebagai agama    dengan IPA dan teknologi sebagai buah kreatifitas pikiran dan praktek umat manusia, dalam hal ini paling tidak ada 5 (lima) pendekatan yang dapat dikedepankan sebagai berikut: adu dengan gaya nuklir
1.      Pertama,bahwa Islam   sesungguhnya adalah agama yang sangat mendorong,membangkitkan,   merangsang,   dan   mengilhami   penemuan IPA dan teknologi. Pernyataan Abdus Salam yang dikutip di atas merupakan contoh pendekatan ini. Pendekatan ini juga sudah sering dilakukan oleh banyak orang. Kitab-kitab di Pesantren – sejak “Kitab al-Ilmi” dalam Miftah al-Khitabah wa al-Wa’zh, atau “Kitab al-Ilmi” dalam Tafsir al-Wushul, sampai “Kitab al-Ilmi ”dalam Ihya Ulumuddin–banyak   membicarakan hal  ini dengan merujuk kepada Al-Quran dan Al-Hadist.
2.      Kedua,    dalam    perspektif    sejarah,   Islam   juga  telah   begitu   banyak memberikan       sumbangan      yang   sangat    berharga    dalam   pengembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi. Inipun sudah banyak dibicarakan, mulai    dari  Jabir  Ibnu  Hayyan    dan   Al-Kindi  pada   zaman    dahulu   sampai dengan Abdus Salam sendiri pada zaman terkini.
3.      Ketiga,   ada   hubungan     yang    sangat   erat  antara    falsafi,  Islam,  dan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi). Islam tidak hanya memberikan landasan   aksiologis,   tetapi   juga   sampai   pada   epistemologi   dan   ontologi dalam sains dan teknologi.
4.      Keempat, ada bentuk IPTEK yang Islami atau justru IPTEK merupakan hasil   ikhtiar  dan   ibadah   manusia     dengan    Islam   sebagai    sumber    nilai dan    inspirasi  bagi   umat    manusia    bagi   kemajuan,     kesejahteraan,    dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat.
5.      Kelima,   Islam   dan   IPTEK   merupakan   dua   hal   yang   sangat   harmonis dan akan saling mendukung untuk terus berkembang pada setiap episod sejarah kehidupan manusia.
    Dalam konteks ini, Jujun S. Suriasumantri pada tahun 1980-an pernah menjelaskan tentang tujuan pengembangan IPTEK menurut versi ilmuwan. Menurutnya, ilmu itu mempelajari gejala alam apa adanya dengan tujuan agar manusia dapat mengungkapkan  rahasia alam dan menciptakan peralatan untuk     mengontrol gejala-gejala alam tersebut sesuai dengan hukum alam (sunatullah).   Teknologi sendiri adalah penerapan pengetahuan ilmiah dalam bentuk peralatan   yang membantu manusia untuk memecahk ini bisa berupa perangkat lunak seperti metode dan teknik atau perangkat keras berupa peralatan fisik (Suriasumantri, 1984 dan 1986).Islam,dengan kitab suci Al-Qur’an,   sesungguhnya   memberika etika dan tujuan pengembangan IPTEK yang secara sistematis dapat dibagi dua. Pertama, untuk membantu manusia mendekatkan diri kepada Allah SWT (Subhanu Wa Ta’ala); dan kedua, untuk membantu manusia menjalankan tugas kekhalifahannya di muka bumi (Ghulsyani, 1986). an   masalah   kehidupan   yang bersifat praktis.Peralatan Beberapa ayat suci Al-Qur’an yang dapat dijadikan    sebagai contoh bahwa   bagaimana Islam mampu memberikan nilai dan  motivasi dalam pengembangan dan   penguasaan IPTEK, antara lain, Firman Allah   dalam
surat Al-Jatsiyah sebagai berikut:
·         Sungguh,   di   langit   dan   di   bumi   ada   tanda-tanda   (kekuasaan   Tuhan)   bagi   orang- orang yang beriman (QS, 45:3).
·         Pada dirimu yang Ia ciptakan, dan pada binatang yang Ia tebarkan, nampak pula tanda-tanda (kekuasaan) bagi orang yang punya keyakinan (QS, 45:4).
·         Pun pada malam yang silih berganti dengan siang, dan rezeki yang Allah turunkan dari langit. Kemudian ia hidupkan bumi dengannya sesudah mati, dan pada perkisaran angin, nampak tanda-tanda (kekuasaan Tuhan) bagi orang yang menggunakan akal pikiran (QS, 45:5).
 Pada terjemahan ayat-ayat yang dikutipkan diatas dinyatakan bahwa Sesungguhnya ke mana pun kita palingkan wajah kita, tanda-tanda kebesaran Allah SWT akan kita temukan.Tetapi dengan kondisi dasar bahwa kita harus beriman,  yakin, dan menggunakan akal pikiran Jika dengan segala kerendahan hati kita coba simak makna sebagian dari ayat ketiga surat Al-Jatsiyah di atas, maka dengan serta-merta kita dapat mengerti betapa akal pikiran dapat membuat kita bersimpuh dan berlutut seraya menyatakan bahwa di langit dan di bumi terdapat tanda-tanda kekuasaan Tuhan.
    Umumnya, orang beriman yang membaca ayat tersebut akan berpikir atau berimajinasi tentang langit biru dan matahari yang dilihatnya di siang hari, serta bulan yang bercahaya dan bintang yang gemerlapan yang disaksikan di malam hari. Tetapi pikiran dan imajinasi seorang yang memiliki ilmu yang cukup dalam bidang kosmologi dan astronomi akan menerobos dan menembus jauh ke kedalaman samudera angkasa luar dengan segala yang ada di dalam betapa maha luasnya alam ciptaan Tuhan dan betapa banyaknya isi yang ada di dalamnya. Dan kesemuanya ini membuatnya ber-tafakur, ber-tasykir, dan bersujud menyadari kemahabesaran Allah SWT.nya. Orang yang berilmu tadi tentunya akan memikirkan

BAB IV
KRITIK DAN SARAN
A.   Kritik
Dalam hal ini kita terkadang sebagai manusia sering kali khilaf terhadap apa yang kita lakukan terkadang kita menerapkan ilmu tersebut tidak benar seprti para pembuat bom yang mana telah menyalah gunakan ilmu pengetahuan padahal didalam agama kita dilarang untuk menyalah gunakan ilmu pengetahuan baik yang secara exac maupun secara teoritis yang sering kita dapatkan dalam kehidupan sehari-hari.
B.   Saran
1.       Hendaklah kita menggunakan ilmu pengetahuan sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Allah Swt
2.       Hendaklah dalam menuntut ilmu kita juga mempunyai niat yang baik
3.       Jangan pernah menyalah gunakan ilmu pengetahuan apalagi yang berkaitan dengan slogan keagamaan karena islam tidak pernah mengajaran hal yang demikian
4.       Hendaklah sabar dalam menuntut ilmu agar ilmu yang kita dapatkan dapat bermanfaat bagi diri kita , dan orang lain